Ketemu lagi ya sob, kali ini flodesta mencoba share tentang toples kroto pakai daun. Memang mas bro kalau disuruh mencari ide atau cara seneng banget coy. Bagaimana kabarnya ? Semoga sehat selalu and tambah sukses. Kreatifitas memang gak ada matinya, selalu ada saja. Dengan berbagai cara atau teknik telah dicoba mulai dari yang mudah sampai yang sulit.
Sekarang saya akan memberikan alternatif tentang ternak kroto di toples dengan menggunakan tambahan daun. Pasti sobat pernah mencoba cara ini, kalau sudah pernah dipraktekan berarti kita sama. Terus apa yang terjadi selanjutnya. Apakah semutnya mati atau hidup?.
Dulu Mas bro pernah mencoba dengan cara itu, tetapi akhirnya pada is dead semua bro. Disebabkan karena daun yang saya masukkan terlalu banyak, sedangkan lubang udara tidak seimbang dengan tempatnya. Sehingga mati karena kekurangan udara .
Bagaimana cara ternak kroto di toples pakai daun? Apakah bisa, sebenarnya pakai daun bisa saja. Sekalian meniru seperti di alam. Setidaknya sarang toples kroto berbau alam.
Sekarang bagaimana caranya supaya di dalam toples kroto tidak panas atau
kekurangan udara. Apakah lubang harus diperbanyak, seperti pada artikel sebelumnya yang flodesta terbitkan.
Kali ini berbeda bro, pada toples kroto tetap kita beri lubang kecil pada dinding. Bagaimana posisi toplesnya? toples bisa kita buka tutupnya dan yang terbuka ada di atas. Dinding toples bagian atas diberi lubang sedikit untuk minuman semut rangrang. Untuk daun jangan terlalu
tua dan terlalu muda (sedang sedang saja). Daun di pilih yang lama keringnya atau layu. Wait...Jangan daunya saja yang kita masukan tetapi sama batangnya. Mengapa? karena masih banyak menyimpan air, jadi cukup lama keringnya.
Bagaimana kita tahu kalau nanti berkembang? Toples kroto pakai daun memang terkendala pada bagaimana kita melihat di dalamnya. karena tidak bisa melihat. Jika kita sudah tahu jangka waktu panen kroto, kita tidak perlu melihatnya lagi cukup dengan membuka sarang daun. Jangan kuatir, setelah daun kita buka apakah nantinya tidak mau membuat sarang lagi. Asalkan masih ada telur dan larva pasti akan membentuk sarang kembali dan menggabungkan lagi daunnya
Bagaimana jika daun jadi kering? Apabila mengering bisa di tambahkan lagi
daun dan batangnya. Semut rangrang akan berpindah ke daun yang baru. Daun yang kering bisa diambil, kalau ada krotonya panen saja. Jangan lupa diberi makanan semut rangrang.
Bagaimana, apakah mau mencoba? Tidak ada yang melarang untuk bereksperimen
demi hasil yang memuaskan. Maju dan terus mencari cara yang terbaik. Semoga artikel ini bisa bermanfaat. Jangan lupa cendole ya. Matur nuwun
Baca juga : Cara memberi makanan ternak semut
mas bro yang baik saya dah 2 bulan coba berbagai cara berternak kroto tapi semutnya ngambek ndak mau berkembang...ya tentunya saya ikuti yang mas bro sarankan...em... sudah terlanjur seneng jadi berbagai cara saya jalani dari berburu dialam liar sampai beli ke penjual kroto dan bahkan pernah berkunjung menemui si pemburu kroto dan pesen 4 ons rangrang plus krotonya tapi tidak berkembang tinggal separo lalu lossing alias koid semua....mohon pencerahan mas bro...apa ya rahasianya he he he mau tahu aja ni bro....ko tambah penasaran.....jadinya
ReplyDelete@widiyatma
ReplyDeleteApakah ada ratunya? Jika tidak ada tentunya akan lama berkembang, semakin lama akan habis karena tidak ada penambahan telur.
Mati atau koid karena apa? banyak faktor yang menyebabkan mati atau koid. mungkin disebabkan media(udaranya),kekurangan makanan atau gangguan binatang lain.
Tidak ada rahasia khusus pak widiyatma. Apa yang saya bagi di sini apa adanya sesuai dengan pengalaman yang saya lakukan.
Silahkan di baca baca dulu mungkin ada yang bisa menjawab masalah yang lain.
Maturnuwun atas kunjungannya.
mas bro yang baik, thanks ya artikel2 nya, sangat membantu. smoga ms bro sukses slalu.... mo nanya nih, q udah praktek pa yang mas bro saranin, tapi problemnya knpa kroto baru yang dihasilkan si rangrang ga' sebesar pda waktu tak ambil dri alam? alias kecil-kecil & ndak bobot...minta sarannya mas brow.. matur suwon
ReplyDelete@Rozaq
ReplyDeleteKita sama sama berbagi ilmu dan pengalaman.
Coba selalu di variasi dalam memberikan makanan.
Maturnuwun kunjungannya.
semoga yang ternak kroto jadi banyak dan gak sulit lagi carinya .... salam sukses
ReplyDeletesaya cuma mau mengomentari terkait topik TOPLES pakai daun, aku sdh mencoba apabila toles ditaruhin daun berdampak pada semut2 betina mandul males utk membuat sarang, waktu berjalan terus namun dia hanya makan, minum dan tidur alias tidak produktif walaupun ada rajanya, lama2 pindah ke koloni lain
ReplyDelete@Timbang Supriyanto
ReplyDeleteSekali lagi maturnuwun banget atas pengalaman mas timbang supriyanto. Saya hanya menggambarkan pertanyaan dari teman bahwa sarang toples yang memakai daun seperti itu. Kenapa saya buka tutupnya, karena jika memakai daun terlalu banyak sedangkan toples tetap ditutup nantinya akan kekurangan udara dan menyebabkan mati.
Kendala daripada memakai daun adalah kita tidak bisa melihat perkembangan semut apakah mau bertelur atau tidak. karena tidak bisa di lihat secara langsung kecuali harus dibuka daunya.
maturnuwun sharenya, semoga bisa menambah pengetahuan baru :)
bahas lele donk mas bro
ReplyDelete@endon priyo dwi tjahjono
ReplyDeleteJangan gitu mas. Sampeyan malah sudah ternak lele lama, Bagi dunk ilmunya. Dengan senang hati jika mau berbagi dengan mas bro. hehe..
jd sebaiknya dr awal d masuk kan toples tdk perlu di isi daun ???? toples dlm keadaan kosong???
ReplyDeleteenakan pake daun, proses adaptasi dan pembuatan sarang lebih cepat drpd yg kosong tanpa daun, dan sistem ini saya pake sejek awal sampai sekarang..
ReplyDeletemana yang lebih baik ni...pakek tople n daun pa toples tanpa daun????
ReplyDelete